memuat…
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg. Foto/REUTERS
BRUSSELS – Jalan Swedia menuju keanggotaan NATO bisa menjadi lebih jelas setelah pemilu mendatang di Turki. Pemilihan itu disebut sebagai ancaman bagi kepemimpinan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengungkapkan prediksi tersebut kepada Politico.
“Tujuan saya tetap setelah pemilihan Turki, tetapi sebelum KTT Vilnius, kami juga dapat meratifikasi Swedia,” kata kepala NATO dalam komentar yang diterbitkan oleh outlet pada Kamis (30/3/2023), merujuk pada pertemuan tahunan para pemimpin aliansi. di Lituania pada hari Kamis. Juli.
Swedia melamar untuk bergabung dengan NATO bersama dengan tetangga Skandinavia Finlandia Mei lalu. Namun ketika aplikasi Finlandia dikonfirmasi bulan ini oleh pemerintah Erdogan, tawaran Stockholm ditolak.
Penundaan itu terkait dengan perselisihan yang sedang berlangsung atas dukungan Swedia untuk kelompok Kurdi yang dianggap Turki sebagai organisasi teroris.
Tahun lalu, Swedia juga menangguhkan penjualan senjata ke Ankara menyusul peluncuran serangan Turki terhadap militan Kurdi di Suriah utara. Hongaria juga sejauh ini belum memberikan suara untuk mengonfirmasi keanggotaan NATO untuk Swedia.
Dengan posisi Erdogan dilihat sebagai tergantung pada keseimbangan menjelang pemilihan Mei, bagaimanapun, Stoltenberg mengatakan ini dapat memberikan kesempatan untuk menghilangkan hambatan besar di jalan tawaran NATO untuk Stockholm.
Stoltenberg memperingatkan, bagaimanapun, bahwa dia tidak dapat memberikan “jaminan” atas nama “parlemen nasional yang berdaulat”.