memuat…
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin. Foto/REUTERS
BEIJING – Sebagian besar negara Asia menentang ekspansi NATO ke arah timur di Indo-Pasifik dan pembentukan replika pasukan aliansi di kawasan tersebut, karena hal itu memicu konfrontasi blok.
Peringatan ini disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin pada Selasa (6/6/2023).
Sebelumnya, surat kabar bisnis Inggris melaporkan, mengutip sumber, bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menyatakan penentangannya terhadap gagasan NATO membuka kantor di Tokyo.
Dia mengatakan hal itu akan merusak hubungan antara NATO dan China. “Paris yakin aliansi itu seharusnya tidak memperluas jangkauan geografisnya di luar wilayah Atlantik Utaranya sendiri,” kata laporan itu.
“Asia terletak di luar jangkauan geografis Atlantik Utara dan tidak membutuhkan replika NATO. Namun, kami telah melihat NATO bertekad untuk pergi ke wilayah timur, mencampuri urusan regional dan menghasut konfrontasi blok… Sikap mayoritas negara di kawasan ini sangat jelas. Mereka menentang munculnya blok militer di wilayah tersebut. Mereka tidak menyambut jangkauan NATO di Asia,” kata Wang.
Dia menambahkan bahwa tindakan NATO “menyerukan kewaspadaan yang lebih besar” di komunitas internasional, khususnya di antara negara-negara Asia.
Juru bicara itu juga mengatakan aliansi perlu berhati-hati dalam hal ini, dan Jepang harus “membuat seruan yang tepat” untuk stabilitas dan pembangunan berkelanjutan di kawasan, serta menghindari tindakan yang dapat “merusak rasa saling percaya antara negara-negara kawasan dan perdamaian serta stabilitas. di wilayah ini.”
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pada bulan Mei aliansi berencana untuk membuka kantor di Tokyo.
Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi kemudian mengkonfirmasi informasi tentang potensi kantor NATO, dengan mengatakan bahwa Tokyo sedang mendiskusikan pembukaannya.
Ini akan menjadi kantor penghubung NATO pertama di Asia. Sebelumnya, institusi semacam itu hanya dibuka di Georgia dan Ukraina.
Selain Jepang, NATO juga mempertimbangkan Korea Selatan dan Australia sebagai mitra potensial di Indo-Pasifik, menurut Stoltenberg.
(Ya)