Memuat…
Kanselir Jerman mengatakan risiko penggunaan senjata nuklir Rusia dalam konflik di Ukraina telah menurun. Foto/Ilustrasi/Sindonews
BERLIN – Risiko penggunaan senjata nuklir dalam konflik Ukraina telah mereda untuk saat ini. Rektor mengatakan demikian Jerman Olaf Scholz.
“Rusia telah berhenti mengancam untuk menggunakan senjata nuklir sebagai tanggapan atas komunitas internasional yang menandai garis merah,” kata Scholz seperti dikutip BBC, Kamis (8/12/2022).
Dalam sebuah wawancara, Scholz mengatakan bahwa kunjungannya baru-baru ini ke China telah berkontribusi untuk “menghentikan” ancaman eskalasi nuklir.
Dia mengatakan bahwa dia dan Presiden China Xi Jinping setuju bahwa senjata nuklir tidak boleh digunakan dan negara-negara G20 segera mengkonfirmasi posisi ini.
Dalam wawancara tersebut, Scholz juga membahas komentar yang dibuat oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa perlu memberikan jaminan keamanan Rusia sendiri pada hari dia kembali ke meja perundingan.
Baca: Serangan Drone Ukraina Hantam Bandara Rusia, Lumpuhkan 2 Pembom Nuklir
“Prioritas sekarang adalah Rusia segera mengakhiri perang dan menarik pasukannya,” katanya.
“Tentu saja kami siap untuk berbicara dengan Rusia tentang pengendalian senjata di Eropa. Kami menawarkan ini sebelum perang, dan posisi ini tidak berubah,” tambahnya.
Komentar kanselir Jerman itu muncul sehari setelah Presiden Putin mengatakan risiko perang nuklir “meningkat – akan salah menyembunyikannya”.
Berbicara dalam pertemuan dewan hak asasi manusianya yang disiarkan televisi, pemimpin Rusia itu bersikeras bahwa Rusia “dalam keadaan apa pun” tidak akan menggunakan senjata terlebih dahulu dan tidak akan mengancam siapa pun dengan senjata nuklirnya.