memuat…
CIA Amerika Serikat telah mengakui bahwa pihaknya secara intensif merekrut mata-mata di Rusia, memanfaatkan kerentanan Presiden Vladimir Putin. Foto/REUTERS
WASHINGTON – Badan Intelijen Pusat (CIA) Amerika Serikat (AS) gencar merekrut mata-mata di Rusia, memanfaatkan posisi Presiden yang melemah. Vladimir Putin.
Demikian pengakuan Direktur CIA William Burns. Dia mengatakan rasa malu di dalam Rusia dari rezim Putin dan invasi ke Ukraina telah menciptakan pembukaan “sekali dalam satu generasi”.
Burns membuat komentar saat memberikan kuliah tahunan di Ditchley Park Foundation di Oxfordshire, sebuah think tank urusan global yang berbasis di rumah pedesaan Winston Churchill yang digunakan sebagai retret selama Perang Dunia II.
Dalam pidatonya, dia mengatakan bahwa perang di Ukraina telah menjadi kegagalan strategis bagi Rusia dan bahwa Putin telah menjadikan Rusia sebagai “mitra dan koloni muda” China.
“Ketidakpuasan dengan perang akan terus menggerogoti kepemimpinan Rusia,” katanya tentang peluang perekrutan mata-mata yang telah diciptakan.
“Kami tidak akan menyia-nyiakannya,” katanya lagi, seperti dikutip dari The Telegraph, Senin (3/7/2023).
Hubungan diplomatik dan ekonomi antara masyarakat Eropa dan Rusia telah tegang sejak Putin memerintahkan invasi habis-habisan ke Ukraina pada Februari tahun lalu, memaksa Kremlin bergantung pada Iran untuk pasokan rudal dan drone, dan China untuk penjualan gas.
Pada bulan Maret, Presiden China Xi Jinping terbang ke Moskow dan berjanji untuk mendukung Putin di Ukraina, sebuah langkah yang menurut para analis menunjukkan tekadnya untuk menantang tatanan dunia yang dipimpin AS.
Burns mengatakan bahwa sementara bahaya langsung datang dari Rusia dan Putin, ancaman jangka panjang terhadap stabilitas global datang dari China.