memuat…
PARIS – Kerusuhan yang melanda Prancis atas seorang remaja laki-laki yang ditembak mati oleh polisi, membuat penyerang Paris Saint-Germain ( PSG ), Kylian Mbappe, angkat bicara. Ia mengajak para pengunjuk rasa untuk melakukan aksi damai.
Seorang bocah laki-laki berusia 17 tahun bernama Nahel M ditembak mati oleh polisi di halte lalu lintas di Nanterre, Prancis. Kematian Nahel memicu protes kekerasan dan demonstrasi yang meluas di seluruh Prancis.
Beberapa protes ini bahkan berakhir dengan bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi, serta penjarahan. Meski penembaknya ditangkap dan diadili karena pembunuhan, demonstrasi terus berlanjut.
Menghadapi keresahan yang meluas, Mbappe pun menyuarakan pendapatnya. Penyerang berusia 24 tahun itu meminta pengunjuk rasa untuk menahan diri dan melakukan protes secara damai.
“Seperti semua orang Prancis, kami terkejut dan terpukul dengan kematian tragis Nahel M. Pikiran kami terutama tertuju pada Nahel dan keluarganya, dan kami menyampaikan belasungkawa kami,” kata Mbappe seperti dikutip Goal International, Sabtu (1). /7/ 2023).
“Tentu saja, kita tidak bisa mengabaikan keadaan yang mengakibatkan kematian yang tidak dapat diterima. Sejak peristiwa tragis ini, kami telah melihat ekspresi kemarahan orang-orang yang kami pahami esensinya, tetapi kami tidak dapat mendukung segala bentuk kekerasan,” lanjutnya.
Mbappe yang berasal dari pinggiran kota Paris, Prancis sedih dengan situasi tersebut. Namun, mantan pemain AS Monaco itu menegaskan kekerasan bukanlah jalan keluar dari masalah. Mbappe menyerukan perdamaian dan dialog sebagai cara damai untuk memprotes kematian Nahel.
“Kekerasan tidak akan menyelesaikan apapun, apalagi jika tidak dapat dihindari dan hanya akan merugikan keluarga mereka, orang yang mereka cintai dan tetangga mereka,” tambah Mbappe.
Mbappe berharap kekerasan harus dihentikan untuk memberi ruang bagi masa berkabung, dialog dan rekonstruksi sebagai cara damai untuk membalas kematian Nahel.
(saham)