memuat…
Takut Floyd Mayweather Jr mematahkan tangan kirinya dalam kemenangan melawan Aaron Chalmers di depan kursi kosong di London, Inggris. Floyd Mayweather Jr. dengan mudah mengalahkan Aaron Chalmers di tengah kekesalan penonton yang marah yang harus membayar £25 atau sekitar Rp500.000 untuk menyaksikan kejenakaan di atas ring.
Dalam pameran tinju Sabtu lalu di O2 Arena, London, Mayweather mengalahkan Chamler dalam pertempuran yang membosankan. Mayweather yang berusia 46 tahun itu mengaku cedera tangan kirinya saat mendominasi dengan mudah dan melawan Chalmers selama delapan ronde dalam waktu dua menit. “Saya benar-benar melukai tangan saya. [Itu] ketika saya memutuskan kail. Banyak orang tidak tahu,” kata Mayweather usai pertarungan.
Baca juga: Subriel Matias Ancam Regis Prograis: Saya akan kirim kamu ke rumah sakit
“Ketika saya terjebak – itu bahasa tinju – tangan kiri saya terluka parah. Itu bisa saja patah. Kami tidak khawatir. Saya masih bisa menggunakan tangan kiri saya. Anda harus menggunakan jab untuk mengatur segalanya. Dia sangat tangguh. Dia bisa menghadapi apapun di dagunya,” katanya.
Pertarungan eksibisi tersebut merupakan yang keempat bagi Mayweather sejak Mei dan keenam secara keseluruhan sejak 2018. Petarung Hall of Fame ini sangat aktif selama fase eksibisi dalam kariernya.
Mayweather berencana menghadapi mantan juara UFC Jose Aldo dalam pertandingan eksibisi pada Maret mendatang. Namun dengan cederanya Mayweather, sepertinya rencana itu akan ditunda.
Meskipun meraup jutaan dari penampilannya, Mayweather juga harus mempertimbangkan apakah ada permintaan publik untuk penampilan yang dia gambarkan sebagai “perampokan bank yang sah” terhadap lawan yang tidak seimbang.
Baca Juga: Badou Jack Hancurkan Ilunga Makabu, Cetak Sejarah Juara 3 Divisi
Pertunjukan Sabtu malam menampilkan banyak kursi kosong di arena. Mayweather menjelaskan mengapa itu terjadi. “Kami melakukan ini dalam sebulan – kurang dari empat minggu. Saya pikir tiket seharusnya terjual lebih cepat,” kata Mayweather.
“Tim baru saya masih belajar. Saya harus memberi mereka pujian. Itu bukan salah mereka. Hanya saja ketika kami bertarung di AS, segera setelah kami mengumumkan pertarungan, tiketnya terjual habis. Di sini, kami mengumumkan pertarungan dan tiket baru terjual habis satu atau dua minggu kemudian.”
(awww)
