Memuat…
Pembawa Rudal Zicron Rusia Melakukan Latihan di Laut Norwegia. FOTO/TASS
Moskow – Sebuah kapal perang Rusia dipersenjatai dengan senjata jelajah hipersonik telah melakukan latihan di Laut Norway . Hal itu diumumkan Kementerian Pertahanan Rusia, Selasa (10/1/2023).
“Awak armada fregat Admiral Gorshkov Uni Soviet melakukan latihan pertahanan udara di Laut Norwegia,” kata kementerian itu, seperti dikutip Reuters.
Membaca: Berbekal Rudal Zirkon, Kapal Perang Rusia Ini Menuju Inggris
“Para kru melakukan pelatihan untuk mensimulasikan serangan udara musuh di Laut Norwegia,” lanjut pernyataan itu.
Pekan lalu, Presiden Vladimir Putin mengirim fregat ke Samudra Atlantik yang dipersenjatai dengan rudal hipersonik generasi baru, sebuah sinyal ke Barat bahwa Rusia tidak akan mundur atas perang di Ukraina.
Fregat itu dipersenjatai dengan rudal Zircon yang menurut Rusia terbang dengan kecepatan sembilan kali kecepatan suara dan memiliki jangkauan lebih dari 1.000 km.
Rusia melihat senjata itu sebagai cara untuk menembus pertahanan rudal AS yang semakin canggih yang diperingatkan Putin suatu hari nanti dapat menembak jatuh rudal nuklir Rusia. Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev pekan lalu memperingatkan Amerika Serikat bahwa rudal hipersonik akan segera mendekati pantai NATO.
Membaca: Mantan komandan NATO: Pasukan Rusia di Ukraina akan habis pada akhir musim dingin
Sementara itu, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu telah berjanji untuk membangun persenjataan yang lebih dalam, mendukung teknologi penerbangan untuk menghindari pertahanan udara dengan lebih baik, dan meningkatkan produksi drone setelah serangkaian penghinaan di medan perang di Ukraina.
Shoigu memberi tahu para jenderal Rusia bahwa untuk mereformasi tentara, mereka harus mempertimbangkan pengalaman pertempuran dalam perang saudara Suriah – di mana Rusia campur tangan atas nama Presiden Bashar Assad – dan di Ukraina.
“Kita perlu terus-menerus menganalisis dan mensistematisasikan pengalaman tindakan kelompok kita di Ukraina dan Suriah, dan atas dasar ini menyusun program pelatihan untuk personel dan rencana penyediaan peralatan militer,” kata Shoigu.
(esn)