memuat…
Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto/Politik
Moskow – Kremlin telah menolak klaim “fiksi” di pers Barat bahwa Presiden China Xi Jinping memperingatkan mitranya dari Rusia, Vladimir Putin, untuk tidak menggunakan senjata nuklir di Ukraina. Klaim tersebut dilaporkan oleh The Financial Times (FT), berdasarkan sumber diplomatik anonim.
“Saya tidak bisa memastikannya,” kata Sekretaris Pers Putin Dmitry Peskov kepada wartawan, Rabu, ketika ditanya tentang artikel FT seperti dikutip Russia Today, Kamis (6/7/2023).
Dia menyarankan bahwa pernyataan resmi tentang kunjungan “penting” Jinping ke Moskow pada bulan Maret “cukup” untuk menarik kesimpulan tentang sifatnya.
Menurut FT, pejabat China secara pribadi mendapat pujian karena meyakinkan presiden Rusia untuk mundur dari ancaman terselubungnya untuk menggunakan senjata nuklir melawan Ukraina.
Surat kabar itu mengatakan bahwa “menghalangi Putin” dari serangan atom merupakan bagian penting dari strategi diplomatik Beijing di Eropa.
Pemerintah China menyalahkan kebijakan Barat, termasuk perluasan NATO di Eropa, atas konflik Ukraina, menolak pandangan Barat bahwa operasi militer Rusia “tidak masuk akal”. China juga secara terbuka mendesak Moskow untuk tidak menggunakan kemampuan nuklirnya. Peringatan Jinping kepada Putin memberikan keyakinan pendukung Kiev bahwa “China mendukung retorika publiknya di balik pintu tertutup,” kata artikel FT.
Moskow menegaskan konflik Ukraina adalah bagian dari perang proksi yang lebih luas yang dilancarkan Barat terhadap Rusia. Putin, serta pejabat senior Rusia lainnya, telah berulang kali mengutip doktrin nuklir Rusia, yang memungkinkan penggunaan senjata semacam itu untuk mencegah ancaman nyata terhadap negara Rusia.
Pejabat Barat dan media telah membingkai pernyataan itu sebagai indikasi kemungkinan serangan nuklir terhadap pasukan Ukraina.