liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
MASTER38 MASTER38 MASTER38 MASTER38 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 COCOL88 COCOL88 COCOL88 COCOL88 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 ZONA69 ZONA69 ZONA69 NOBAR69 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38
SLOT GACOR HARI INI SLOT GACOR HARI INI

Jerman Bujuk China Desak Rusia Akhiri Perang di Ukraina, Ini Alasannya

Jerman Bujuk China Desak Rusia Akhiri Perang di Ukraina, Ini Alasannya

memuat…

Jerman terus membujuk China untuk menekan Rusia agar mengakhiri perang di Ukraina. Foto/Ilustrasi/Sindonews

JAKARTA – Konflik internal Ukraina belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Jika tidak, baiklah Rusia serta Ukraina terus melancarkan serangan, terutama dari kubu terakhir yang disebutkan di atas yang baru saja meluncurkan serangan balik yang sangat dinantikan.

Dunia internasional terus berupaya membawa pihak-pihak yang berkonflik untuk mengakhiri perang. Salah satunya adalah Jerman.

Jerman telah mencoba membujuk China untuk menekan Rusia agar mengakhiri perang di Ukraina. Bukan tanpa alasan tentunya.

Seperti diketahui, tekanan terhadap China semakin meningkat mengingat kedekatan negara tersebut dengan Rusia. Komunitas internasional berharap Beijing akan menggunakan pengaruhnya di Kremlin.

Seperti diketahui, hubungan antara China dan Rusia sangat erat. Pada bulan Maret Presiden China Xi Jinping mengunjungi Moskow, berjanji untuk memperkuat hubungan strategis dan melawan Barat dengan mitranya dari Rusia.

Hubungan China-Rusia telah mengalami perubahan besar sejak tahun 1992. Awalnya, populasi China lebih besar dari Rusia dan kedua negara memiliki tingkat produk domestik bruto yang kira-kira sama. Hari ini, berkat kinerja pertumbuhan China yang luar biasa dan dampak perang Rusia di Ukraina, ekonomi China diperkirakan 10 kali lebih besar dari Rusia.

Demikian pula, perdagangan dengan Rusia tidak begitu penting bagi China dalam hal nilai. Namun, tingginya pangsa bahan mentah (termasuk makanan) dalam ekspor Rusia dan transfer teknologi militer Rusia memiliki kepentingan strategis bagi China.

Sejak 2012 – ketika Xi Jinping pertama kali ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis China (PKC) – hubungan tersebut telah berkembang menjadi aliansi informal dalam menghadapi apa yang dilihat kedua negara sebagai meningkatnya ancaman dari Barat terhadap rezim mereka.

Tanggapan China terhadap perang Rusia di Ukraina – tindakan penyeimbangan yang kadang-kadang disebut sebagai ‘netralitas pro-Rusia’ – sejauh ini jauh lebih dekat dengan Rusia daripada pada tahun 2014 ketika Rusia merebut Krimea.

Pada saat yang sama, perkembangan sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 telah meningkatkan ketergantungan Rusia pada China, yang beberapa orang sekarang memenuhi syarat sebagai ‘pengikut’ Rusia yang terus bertambah.

(ian)