liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138

Inggris Pertimbangkan Bentuk Armada Balon Mata-mata

Inggris Pertimbangkan Bentuk Armada Balon Mata-mata

memuat…

Inggris mengambil bentuk armada balon mata-mata. Foto/Ilustrasi

LONDON – Inggris sedang mempertimbangkan untuk membeli armada balon mata-matanya sendiri, setelah beberapa serangan oleh perangkat serupa dalam beberapa minggu terakhir.

Pemerintah Inggris menandatangani kesepakatan penelitian senilai £100 juta tahun lalu dengan perusahaan yang berbasis di AS untuk mengembangkan “sistem udara tak berawak stratosfer”. Ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran atas ancaman dari China.

Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace, mengakui bahwa balon China mungkin telah memata-matai Inggris, mengatakan dia juga akan memerintahkannya untuk ditembak jatuh.

Kesepakatan itu, yang ditandatangani oleh Kementerian Pertahanan Inggris sebagai bagian dari Proyek Aether, akan membuat Inggris mengembangkan balon pengintai yang terbang antara 50.000 kaki dan 80.000 kaki.

Ketinggian balon berarti kecil kemungkinannya untuk dihancurkan oleh turbulensi.

Perangkat tersebut menjalani uji terbang pada musim gugur, dan kemudian Kementerian Pertahanan Inggris mengonfirmasi bahwa pihaknya tertarik untuk membeli sistem “berbasis balon”.

Ross Corbett, bagian dari divisi akuisisi Kementerian Pertahanan, mengatakan tingkat turbulensi yang lebih rendah di stratosfer akan memungkinkan perangkat melayang lebih stabil di atas target.

“Berhasil mengeksploitasi ruang ini bisa berarti potensi keuntungan yang besar, tapi kami masih harus banyak belajar tentang cara beroperasi di sana, terutama dalam jangka panjang,” katanya.

“Teori kerja kami adalah bahwa turbulensi yang kita semua alami di pesawat yang terbang di ketinggian 40.000 kaki tidak terjadi pada tingkat yang sama di stratosfer,” tambah Corbett.