Memuat…
Presiden AS Joe Biden tidak berencana menghubungi Presiden Rusia Vladimir Putin, tetapi siap berdialog untuk mengakhiri perang di Ukraina. Foto/Ilustrasi
WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AMERIKA SERIKAT) Joe Biden mengatakan tidak berencana untuk menghubungi Presiden Rusia Vladimir Putin tidak lebih lama lagi. Meski begitu, dia siap berbicara dengan rekan-rekannya jika dia menunjukkan minat untuk mengakhiri perang di Ukraina.
“Saya tidak punya rencana segera untuk menghubungi Tuan Putin,” kata Biden pada konferensi pers di Gedung Putih setelah pembicaraan dengan timpalannya dari Prancis, Emmanuel Macron.
“Saya siap untuk berbicara dengan Tuan Putin, jika benar-benar penting baginya untuk memutuskan mencari cara untuk mengakhiri perang. Dia belum melakukannya,” tambahnya seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (2/12/2022).
Baca: Amerika Serikat Sepakat Bangun Sistem Pertahanan Udara untuk Ukraina
Biden dan Macron menjanjikan solidaritas negara mereka dengan Ukraina melawan perang Rusia dan berjanji untuk bekerja sama untuk mengatasi kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh konflik tersebut.
Biden menempatkan tanggung jawab untuk mengakhiri perang, yang dimulai dengan invasi Rusia ke Ukraina pada Februari, tepat pada Putin.
“Ada satu cara untuk mengakhiri perang ini, cara yang rasional: Putin dapat menarik diri dari Ukraina, No. 1. Sepertinya dia tidak akan melakukannya. Dia membayar seorang pangeran karena gagal melakukannya,” katanya.
Baca: Rusia: Bentrokan Nuklir Harus Dihindari, Eskalasi Mungkin Terjadi
Washington sejauh ini telah menjadi pendukung utama Kiev selama konflik dengan Moskow, memberikan bantuan militer kepada pemerintah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky senilai lebih dari $19,8 miliar, termasuk peralatan canggih seperti peluncur roket ganda HIMARS, howitzer M777, dan drone tempur.
Rusia telah lama mengkritik pasokan senjata ke Ukraina oleh AS dan sekutunya. Moskow mengatakan mereka hanya memperpanjang konflik dan meningkatkan risiko konfrontasi langsung antara NATO dan Moskow.
Baru-baru ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam bahwa Moskow tidak akan membahas Perjanjian START Baru dengan Washington selama AS terus mempersenjatai Ukraina.
Baca: Jika AS Tetap Pasok Senjata ke Ukraina, Kremlin Ancam Akhiri Dialog dengan Washington
(ian)