memuat…
WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AMERIKA SERIKAT) Joe Biden secara resmi memberi tahu Kongres tentang keputusannya untuk mengizinkan serangan udara Suriah minggu ini melawan apa yang dikatakannya sebagai fasilitas yang terkait dengan Iran.
Serangan udara AS terjadi setelah pesawat tak berawak Iran yang dicurigai menyerang sebuah fasilitas yang menampung personel AS di negara itu, menewaskan seorang kontraktor Amerika dan melukai lima tentara AS.
“Serangan itu dilakukan untuk melindungi dan menjaga keselamatan personel kami, untuk menurunkan dan mengganggu rangkaian serangan yang sedang berlangsung terhadap Amerika Serikat dan mitra kami, dan untuk mencegah Republik Islam Iran dan kelompok milisi yang didukung Iran melakukan atau mendukung serangan lebih lanjut terhadap personel dan fasilitas Amerika Serikat,” kata Biden dalam suratnya seperti dikutip CNN, Minggu (26/3/2023).
Presiden AS menambahkan bahwa serangan itu dilakukan dengan cara yang bertujuan membangun pencegahan, membatasi risiko eskalasi, dan menghindari korban sipil.
Pemberitahuan tersebut merupakan bagian dari Undang-Undang Kekuatan Perang, yang mengharuskan presiden untuk memberi tahu Kongres AS dalam waktu 48 jam setelah aksi militer. Surat itu dikirim ke Ketua DPR Kevin McCarthy dan Presiden Senat Pro Tempore, Senator Patty Murray.
Serangan itu kemungkinan akan meningkatkan ketegangan dengan Iran, yang beraliansi dengan kelompok proksi, meski Teheran tidak selalu terlibat dalam mengarahkan serangan yang mereka lakukan.
AS telah memberikan sanksi kepada Teheran karena menyediakan drone serang ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina. Dan pada hari Kamis, Ketua KSAD Jend. Mark Milley menegaskan kembali kekhawatiran AS bahwa Iran memiliki potensi untuk menghasilkan bahan fisil yang cukup untuk senjata nuklir dalam waktu kurang dari dua minggu dan memproduksinya dalam beberapa bulan.
Juru bicara Pentagon Patrick Ryder bersikeras pada hari Jumat bahwa AS tidak mencari konflik dengan Iran, tetapi mengatakan serangan itu dimaksudkan untuk mengirimkan pesan yang sangat jelas bahwa AS menganggap serius perlindungan personel militernya.
“Kami akan merespons dengan cepat dan tegas jika mereka diancam,” katanya.
(ian)