Memuat…
Sistem rudal Patriot AS beroperasi di Bandara Sliac, Slovakia. Sistem serupa juga akan dikirim ke Ukraina untuk melawan agresi Rusia. Foto/REUTERS/Radovan Stoklasa
KIEV – Amerika Serikat (AS) berencana mengirim unit Sistem pertahanan rudal Patriot ke Ukraina untuk memperkuat pertahanannya terhadap serangan Rusia. Rencana tersebut diumumkan oleh seorang pejabat Gedung Putih pada hari Rabu.
“Sistem pertahanan udara Patriot akan menjadi aset penting untuk membela rakyat Ukraina dari serangan biadab Rusia terhadap infrastruktur kritis Ukraina,” kata seorang pejabat Gedung Putih, yang tidak mau disebutkan namanya, seperti dikutip media Jerman, DW, Kamis (22/12/2022). .
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky diharapkan tiba di Washington Rabu malam ketika pengumuman resmi akan dibuat.
Baca juga: Media Rusia Ejek Sistem Rudal Patriot AS Akan Dikirim ke Ukraina: Arab Saudi Sudah Akui
Tindakan Amerika ini juga akan mengirimkan pesan kuat ke Moskow bahwa Washington siap mengirimkan beberapa senjata pertahanan misil canggihnya untuk membantu Kiev melawan agresi Rusia.
Apa itu Sistem Rudal Patriot?
Dibuat oleh konglomerat kedirgantaraan dan pertahanan AS Raytheon, MIM-104 Patriot adalah sistem rudal permukaan-ke-udara (SAM) yang awalnya dikembangkan untuk mencegat pesawat terbang tinggi. Itu dimodifikasi pada 1980-an untuk fokus pada ancaman baru rudal balistik taktis.
Sistem Patriot dilengkapi dengan baterai yang sepenuhnya bergerak yang mencakup pusat komando, stasiun radar untuk mendeteksi ancaman yang masuk, dan peluncur.
Menurut wadah pemikir Center for Strategic and International Studies (CSIS) yang berbasis di AS, rudal pencegat saat ini untuk sistem Patriot menelan biaya sekitar $4 juta per putaran dan peluncur masing-masing sekitar $10 juta.
Baterai sistem rudal Patriot AS secara teratur digunakan di berbagai negara di dunia. Negara yang membeli atau mengoperasikannya antara lain Belanda, Jerman, Jepang, Israel, Arab Saudi, Kuwait, Taiwan, Yunani, Spanyol, Korea Selatan, Uni Emirat Arab, Qatar, Rumania, Swedia, Polandia, dan Bahrain.