memuat…
Bendera Israel dan Amerika Serikat berkibar saat latihan terakhir untuk upacara penyambutan Presiden AS Joe Biden menjelang kunjungannya ke Israel, di bandara Internasional Ben Gurion, Lod dekat Tel Aviv, Israel, 12 Juli 2022. Foto/REUTERS/ Amir Cohen
WASHINGTON – Hubungan antara Amerika Serikat dan Israel sering membuat orang penasaran. Umumnya, sebagian orang mengenal keduanya sebagai sekutu dekat yang saling mendukung.
Beberapa waktu lalu, seorang tokoh Yahudi bernama Dennis Prager menyatakan bahwa perlindungan AS terhadap Israel adalah mutlak. Dia menambahkan bahwa jika Washington meninggalkan Israel, itu akan menjadi akhir dari Amerika.
Lantas, bagaimana sejarah hubungan Amerika Serikat dan Israel? Simak ulasan berikut ini.
Sejarah Hubungan Amerika Serikat dan Israel
Amerika Serikat adalah negara pertama yang mengakui deklarasi kemerdekaan Israel pada 1948. Saat itu, Presiden AS Harry Truman mengakui negara yang didirikan pada 14 Mei itu.
Mengutip laman Departemen Luar Negeri AS, kemitraan AS dengan Israel dibangun atas dasar kepentingan bersama dan nilai-nilai demokrasi. Kepentingan ini dipersatukan oleh komitmen mereka terhadap demokrasi, kemakmuran ekonomi dan keamanan regional.
Dalam perkembangannya, Amerika Serikat dan Israel telah banyak melakukan kerjasama di berbagai bidang. Misalnya, Anda dapat mengambil ekonomi.
Hubungan ekonomi AS-Israel relatif kuat. Mereka memiliki perdagangan bilateral tahunan senilai hampir USD 50 miliar barang dan jasa. Sejak penandatanganan Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) pada tahun 1985, Washington telah menjadi mitra dagang terbesar Israel.
Beralih ke sektor militer, AS juga kerap mengirimkan bantuan senjata ke Israel. Misalnya, mereka membantu mengirimkan perbekalan selama Perang Yom Kippur tahun 1973.
Pernah Sengketa
Selain memberikan dukungan, ternyata Amerika Serikat juga beberapa kali berperang dengan Israel. Mengutip DW, perselisihan semacam ini pernah terjadi selama negosiasi damai dengan Palestina.
Saat itu, perluasan permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur dianggap ilegal oleh PBB. Sejalan dengan itu, beberapa tokoh pemerintah AS juga mengkritik tindakan Israel dan memberikan solusi dua negara.